Senin, 27 Desember 2010

Garuda belum habis, Kami belum menyerah...

Hari ini, sekitar pukul 10 pagi dan kurang lebih dari 13 jam yang lalu, saya menyaksikan laga leg pertama final piala AFF yang dimenangkan oleh tim tuan rumah, Malaysia. Sangat kecewa, karena harapan besar sudah ada di benak saya sebelum pertandingan ini. (Bahkan kemenangan Manchester United di laga Boxing Day tadi malam pun belum bisa membuat mulut saya tersenyum lebar) Tampil luar biasa di penyisihan grup dengan mencetak 13 gol dan hanya kebobolan 2 membuat saya lupa akan bola itu bundar. Euforia luar biasa dari masyarakat dan media yang terlalu mengelu-elukan timnas bak pahlawan membuat mereka menjadi 'sombong'. Mereka lupa bahwa masih ada satu lagi jalan terjal untuk mencapai puncak. Kalah 0-3 membuat Indonesia kini mempunyai gunung terjal yang mesti didaki di leg ke dua nanti. 

Starting X1 Garuda
Bermain dengan duet Gonzales dan Yongki seperti di semifinal, serangan Indonesia malah tumpul. Justru tim Malaysia yang dengan cerdik membuka ruang dengan lebih bergerak ke kanan dan ke kiri. Cara kotor yang di lakukan suporter Malaysia dengan menyorotkan laser ke arah penjaga gawang Indonesia, Markus, membuat hilangnya konsentrasi. Setelah sempat di hentikan sekitar lima menit akibat insiden memalukan itu, konsentrasi Markus Horison beserta barisan pertahanan Indonesia buyar dan berakhhir dengan 3 gol yang bersarang di gawang Markus. Blunder Maman Abdurrahman membuat Safee yang tak terkawal mampu mencetak gol perdananya dalam laga ini setelah menerima umpan Norshahrul. Goal ke dua dan ke tiga dan lagi lagi dari sisi kiri pertahanan Indonesia yang bolong.

suporter Malay yg tertangkap kamera


"Kita pernah menang 5-1. Jadi kenapa kita tidak bisa juara? Namun, peluang realistisnya saya kira 5-10 persen saja. Tidak lebih"
"Sulit untuk memenangi leg kedua dengan skor 4-0. Bisa menang 3-0 saja sudah bagus"
"Semua berubah ketika kami tertinggal 0-1"
"Saya menyesalkan sinar laser yang merusak permainan. Anda lihat sendiri babak pertama berjalan imbang, jadi sebenarnya tak ada masalah dengan tim ini"
"Saya tak tahu dengan apa yang terjadi di sini. Tapi itulah sepak bola Indonesia. Sesederhana itu saja"
"Selalu ada wawancara atau foto buat pemain. Saya tak mungkin memberi kebebasan soal itu. Pemain butuh istirahat dan konsentrasi"
"Media terlalu banyak minta wawancara tim. Belakangan ini aktivitas dari federasi juga agak mengganggu kami. Kegiatan-kegiatan yang berlebihan dan tidak perlu"

Euforia boleh boleh saja, tapi eksploitasi pemain jangan. Salah satu penyebab kegagalan Inggris di Piala Dunia 2010 kemaren tidak luput dari tangan campur media yang berlebihan. Inggris yang selalu memvonis bahwa mereka adalah tim unggulan dan calon juara, memberikan tekanan tersendiri terhadap pemain dan membuat turunnya mental pemain yang berujung pada kegagalan tim. Indonesia, yang belum terbiasa menyaksikan tim nya bermain impresif memiliki potensial ke arah sana. And it happens now...


Fanatik!

Jangan salahkan laser atau apalah, kita harus mengintropeksi diri kita sendiri. Memang, Suporter adalah pemain ke dua belas tim, begitu kata orang orang.


Para bonekmania yang hadir di Bukit Jalil
Bahkan untuk memosisikan bendera sendiri saja tidak bisa

"Gaaruda di dadaku, Malaysia di pantatku"


Masih ada leg kedua, masih ada kesempatan lagi untuk timnas mengoreksi diri. Tottenham Hotspur yang tertinggal 0-2 di babak pertama saat melawan Arsenal, bisa memperbalikkan keadaan dengan mencetak 3 gol di babak kedua. Mereka bisa mengubah segalanya dalam 45 menit, kenapa kita yang mempunya waktu 90 menit tidak bisa? PASTI BISA!! Spanyol saja yang menjadi juara dunia bisa kalah di laga perdana melawan Swiss


Dengan semangat nasionalisme yang kita punya, semoga dapat membuat drama yang begitu epic di lapangan hijau tanggal 29 besok. Moving on Garuda, keep it up!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar